Rabu, 05 April 2017

Listrik Pada Buah Mengkudu & Nanas



BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang Masalah
Sejarah listrik
Listrik telah ada sejak awal Jagad Raya itu sendiri. Sebelum kehidupan pada planet bumi muncul, lebih dari empat trilyun tahun lalu, sambaran-sambaran petir menerangi langit. Petir adalah salah satu dari bentuk perwujudan dramatik di alam yang kita kenal sebagai listrik itu. Bangsa Yunani Kuno adalah pionir dalam keilmuan di Eropa. Thales dari Miletus (625-547 SM) salah satu pemikir Yunani berupaya menyelidiki fenomena yang kemudian kita kenal sebagai listrik dan magnet. Batu amber yang digosok ternyata dapat mengangkat bulu ayam.
Gagasan tentang Listrik
Pada awalnya keperluan percobaan, orang menghasilkan listrik sendiri, dengan menggosokkan benda tertentu. Sekitar tahun 1600-an dalam bukunya ”de magnete”, William Gilbert (1544-1603) menunjukkan adanya gaya magnet dan listrik yang misterius. Dialah yang pertama menggunakan nama “electric”, dan barangkali yang membuat alat listrik pertama yang disebut “versorium”. Pada tahun 1767, Joseph Priestley (1733-1804) sebelum menjadi terkenal sebagai penemu oksigen, menulis sejarah listrik dalam bukunya “The History and Present State of Electricity”. Charles de Coulomb (1736-1806) mempelajari tingkah laku muatan listrik, dan mengusulkan apa yang disebut “Hukum Pangkat Dua” yaitu gaya tarik atau tolak dua benda bermuatan listrik berubah menurut perbandingan pangkat dua jaraknya, nama Coulomb kemudian dipakai untuk nama satuan muatan listrik.
Aliran Muatan Listrik
Pada tahun 1780, saat melakukan pembedahan kodok, Luigi Galvani (1737-1798) mengamati bahwa bila pisaunya menyentuh urat syaraf pada kaki kodok itu, maka kaki itu menegang, Galvani menduga bahwa ada listrik di dalam otot kaki itu. Sesudah itu, Alessandro Volta (1745-1827) mendengar dugaan Galvani tersebut dan menolaknya karena ia telah mengembangkan alat untuk menghasilkan muatan listrik yaitu elektroporus.
Pada tahun 1800 Volta mengumumkan bahwa ia menemukan sumber listrik baru yang kemudian dikenal sebagai “Voltaic Pile”. Galvani berpendapat bahwa listrik berasal dari badan binatang bila tersentuh oleh dua batang logam, dan menyebutnya dengan “Listrik Binatang”. Di lain pihak Volta berpendapat bahwa listrik itu berasal dari persentuhan dua batang logam saja, dan karenanya ia menyebutnya dengan “Listrik Logam”. Galvani dan Volta tidak sependapat dan demikian pula para pendukungnya selama beberapa tahun. Sekarang kita tahu bahwa keduanya tidak seluruhnya benar. Henry Cavendish (1731-1810) memperkenalkan gagasan tentang “voltase” untuk menjelaskan bagaimana “dorongan listrik” ditimbulkan. Leopold Nobili (1784-1835) membuat salah satu alat ukur listrik awal yang kemudian dikenal sebagai “Galvanometer”. Dengan bereksperimen menggunakan baterai, ilmuwan menemukan bahwa ada benda yang dapat dialiri arus listrik yang kemudian disebut “konduktor” dan ada yang tidak, yang kemudian disebut “isolator”. Dalam serangkaian percobaannya, Georg Ohm menunjukkan bahwa tidak ada konduktor maupun isolator murni, tetapi setiap jenis benda mempunyai sejumlah hambatan terhadap arus listrik. Kawat yang panjang memberikan hambatan yang lebih besar daripada kawat yang lebih pendek, serta kawat tipis memberikan hambatan yang lebih besar dari kawat yang tebal. Ini kemudian menjadi dasar dari salah satu hukum rangkaian listrik yang pokok, yaitu Hukum Ohm.
Seiring berjalannya waktu maka persediaan sumber energi di bumi kita akan semakin menipis, seperti halnya batu bara yang lama kelamaan akan habis karena terus di ambil untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia ataupun negara lain.
            Hal inilah yang membuat peneliti terdorong untuk menemukan sumber energi lain yang lebih efisien, dalam penelitian ini peneliti menggunakan buah mengkudu  dan nanas sebagai bahan percobaan, selain mudah di jumpai, ternyata mengkudu dan nanas tersebut berpotensi untuk menghaslkan energi listrik karena di dalamnya terdapat kandungan elektrolit.
Berdasarkan pengalaman empiris bahwa mengkudu dan nanas dapat menghasilkan air dan mengandung asam, bila kita lakukan pengamatan terhadap mengkudu dan nanas, maka akan menimbulkan  beberapa pertanyaan di fikiran peneliti. Selain itu mengkudu dan nanas termasuk mudah di jumpai di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau. Berdasarkan pengalaman empiris itulah peneliti tertarik untuk meneliti objek ini. Selain itu  berdasarkan pengalaman teoritis bahwa mengkudu dan nanas dapat menjadi pengganti elektrolit. Apabila di hubungkan dengan elektroda dapat menghasilkan listrik.


Menurut www.miniscience.com (2010)
Baterai membangkitkan listrik dari sebuah reaksi kimia diantara dua elektroda dan satu elektrolit. Kita bisa gunakan tembaga dan seng sebagai elektroda dan asam sulfur sebagai elektrolit yang menjadi metode untuk membuktikan proses ini. Apakah ada cairan lain sebagai pengganti elektrolit tersebut??? Alam telah menyediakan banyak baterai alami. Kita bisa menggunakan tanah, air, sayuran, atau buah-buahan. Sekarang kita akan mengganti larutan elektrolit tersebut dengan mengkudu dan nanas. Apakah bisa??? Mengkudu dan nanas banyak mengandung bahan-kimia larut air yang boleh menjadi penyebab reaksi bahan kimia dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda.
Dan faktor teoritis juga memperkuat keinginan peneliti untuk meneliti mengkudu dan nanas. Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin membuat suatu karya ilmiah yang berjudul listrik pada mengkudu & nanas.
1.2  Rumusan Masalah
Objek penelitian kali ini adalah mengkudu dan nanas. Mengkudu dan nanas merupakan bahan pangan. Hal yang diteliti dari mengkudu dan nanas ini adalah bahan kimia yang dikandung oleh mengkudu dan nanas sehingga dapat menjadi elektrolit yang apabila bereaksi dengan salah satu atau kedua-duanya dari elektroda dapat menghasilkan listrik yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan seputar kandungan mengkudu dan nanas, yang selama ini tidak terfikirkan oleh orang banyak.
Dari latar belakang tersebut maka secara garis besar ada permasalahan yang dirumuskan yaitu:
1.      Apakah mengkudu dan nanas dapat menghasilkan listrik ?
2.      Mengapa mengkudu dan nanas dapat menghasilkan listrik ?
1.3  Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dilaksanaknnya penelitian ini adalah:
  1. Mengetahui kandungan listrik mengkudu dan nanas.
  2. Mengetahui cara agar  mengkudu dan nanas dapat  menghasilkan listrik.


Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah:
  1. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai mengkudu dan nanas.
  2.  Untuk dapat memanfaatkan mengkudu dan nanas dengan seefisien mungkin.
1.4 Hipotesis
 Dari landasan teori dapat ditarik suatu hipotesis bahwasannya mengkudu dan nanas dapat menghasilkan listrik.
1.5 Teknik Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti kandungan listrik di dalam mengkudu dan nanas menggunakan voltmeter dan lampu LED.
1.6    Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan kejelasan yang kongkrit dalam karya ilmiah ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab l          : Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab ll         : Kajian teori yang terdiri dari penjelasan mengkudu dan nanas, Energi Listrik, Larutan Elektrolit, Sel Volta.
Bab lll        : Metodelogi Penelitian yang terdiri dari Metode Penelitian, Waktu dan Tempat, Sampel Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Prosedur Penelitian, dan Pengumpulan Data.
Bab lV       : Hasil Percobaan.
Bab V        : Kesimpulan dan Saran.




                                                         BAB II                                              
KAJIAN TEORI

2.1  Mengenal Mengkudu dan Nanas
Klasifikasi mengkudu ( pace, cengkudu, bentis) yaitu Kingdon Plantae (tumbuhan), Subkingdom Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh), Super divisi Spermatophyta (menghasilkan biji), Divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbunga), Kelas Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub Kelas Asteridae, Ordo Rubiales, Famili Rubiaceae (suku kopi-kopian), Genus morinda dan spesies Morinda citrifolia L. Riset medis tentang Mengkudu atau Noni dimulai setidaknya pada tahun 1950, ketika jurnal ilmiah Pacific Science melaporkan bahwa buah Mengkudu menunjukkan sifat anti-bakteri terhadap M. pyrogenes, P. Aeruginosa, dan bahkan E. coli yang mematikan itu. Demikian banyak manfaat buah yagn satu ini sehingga fungsinya sebagai salah satu tanaman obat menjadi perhatian dunia.
Studi dan penelitian tentang Mengkudu terus dilakukan oleh berbagai lembaga penelitian dan univer­sitas.
Sejak tahun 1972, Dr. Ralph Heinicke, ahli biokimia terkenal dari Amerika Serikat mulai melakukan penelitian tentang alkaloid xeronine yang terdapat pada enzim bromelain (enzim pada nenas). Ia kemudian menemukan bahwa buah Mengkudu juga mengandung xeronine dan prekursornya (proxeronine) dalam jumlah besar.  Xeronine adalah salah satu zat penting yang mengatur fungsi dan bentuk protein spesifik sel-sel tubuh manusia.
Kadar air buah Mengkudu sekitar 52 persen. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui elemen apa saja yang terdapat di dalam Mengkudu. Studi dan penelitian tersebut telah menunjukkan adanya zat-zat menarik di dalam sari buah Mengkudu, meskipun belum semuanya teridentifikasi.
Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah yang sangat baik".
Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki peran yang sama. Klasifikasi tanaman nanas yaitu  Kingdom plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Kelas Angiospermae (berbiji tertutup), Ordo Farinosae (Bromeliales), Famili Bromiliaceae, Genus Ananas danSpecies Ananas comosus.
Nanas merupakan buah-buahan yang mengandung banyak vitamin dan berfungsi sebagai tanaman obat. Mulai dari vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dekstrosa, sukrosa dan enzim bromelain. Enzim bromelain dalam nanas berkhasiat untuk antiradang, membantu pencernaan di lambung, menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah penggumpalan darah.
Selain itu, setelah diteliti lebih dalam lagi ternyata mengkudu dan nanas merupakan salah satu larutan elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Adanya listrik pada mengkudu dan nanas dapat diamati dari bergeraknya jarum voltmeter dan menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode) ketika dihubungkan pada mengkudu dan nanas dengan menggunakan prinsip sel Volta dan dirangkai secara seri. Sel Volta merupakan suatu jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan listrik. Pada sel Volta terdapat dua istilah yaitu elektrolit dan elektrode. Dimana suatu elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik jika tidak dihubungkan dengan suatu elektrode. Pada sel Volta terdapat dua elektrode yaitu katode (kutub positif) dan anode (kutub negatif). Adanya kandungan listrik pada mengkudu dan nanas karena nanas dan mengkudu mengandung asam dan air. Suatu asam apabila bereaksi dengan air akan menjadi larutan garam yang dapat menghasilkan listrik atau disebut dengan larutan elektrolit.
2.3 Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik di dalam sebuah rangkaian. Suatu energi listrik harus memiliki arus listrik yang berfungsi sebagai penghantar aliran muatan listrik, arus listrik mengalir karena adanya beda potensial listrik atau tegangan listrik. Dalam arus listrik arah muatan negatif (elektron) berlawanan arah dengan muatan positif (proton). Kuat arus listrik dapat di ukur menggunakan Amperemeter yang di ukur dalam rangkaian seri, sedangkan tegangannya dapat diukur dengan Voltmeter.
2.4  Larutan Elektrolit
 Larutan terbagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan  nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Sedangkan larutan nonelektrolit ialah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Di dalam larutan elektrolit terdapat larutan elektrolit lemah dan larutan elektrolit kuat, perbedaanya ada pada banyak sedikitnya larutan tersebut menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit lemah hanya sedikit menghantarkan arus listrik sedangkan larutan elektrolit kuat lebih banyak menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit adalah zat terlarut yang mengalami ionisasi sehingga di dalam larutan terdapat ion-ion yang dapat menghantarkan listrik. Zat-zat elektrolit di dalam larutannya terdapat dalam bentuk ion-ion, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sedangkan zat-zat nonelektrolit dalam bentuk larutannya terdapat dalam bentuk molekul-molekulnya. Zat-zat yang di dalam larutannya dapat terionisasi (zat-zat elektrolit) adalah asam, basa, dan garam.
Adanya ion-ion yang bergerak bebas dalam larutan itulah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Semakin banyak jumlah ion yang terkandung dalam larutan elektrolit, maka semakin tinggi pula daya hantar listriknya. Sumber larutan elektrolit adalah senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
  1. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Ion
Reaksi ionisasi pada senyawa ion disebut reaksi disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya ketika dilarutkan dalam air. Ion-ion tersebut akan bergerak bebas.
Ion-ion tidak selalu bebas sama sekali ketika senyawa ion terdisosiasi dalam air. Ion-ion tersebut akan dihalangi oleh molekul-molekul air sehingga dikatakan akan terhidrasi.
Selain dalam bentuk larutan, senyawa ion dalam bentuk lelehan juga dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat meleleh, senyawa ion akan terurai menjadi ion-ionnya yang bergerak bebasAdapun padatan senyawa ionnya tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.
  1. Reaksi Ionisasi pada Senyawa Kovalen
Ionisasi atau terbentuknya ion-ion dalam larutan tidak terbatas untuk senyawa ion saja. Zat yang merupakan molekul kovalen yang bereaksi juga merupakan suatu elektrolit. Contohnya adalah HCl.
Reaksi ionisasi pada senyawa kovalen terjadi karena adanya perpindahan proton dan hidrogen ( H) dari molekul HCL ke molekul air sehingga menghasilkan ion hidronium ( H3O) dan ion klorida ( Cl). Jika HCl dilarutkan dalam air, akan terjadi reaksi kimia dan terurai menjadi ion-ion walaupun HCL merupakan molekul netral.
2.5  Sel Volta
Sel Volta merupakan jenis sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik dari reaksi redoks yang berlangsung spontan. Sel Volta disebut juga sel Galvani. Penamaan sel Volta dan sel Galvani diberikan untuk menghargai jasa penemu kedua sel ini, yaitu Alexander Volta dan Alexander Galvani.
Pada sel Volta terdapat dua elektrode yaitu anode dan katode.  Anode berfungsi sebagai kutub negatif dan katode berfungsi sebagai kutub positif.  Anode dan katode yang berupa logam dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang mengandung masing-masing ion logamnya. Contoh logam yang dapat menghasilkan listrik adalah reaksi antara seng (Zn) dan tembaga (Cu) (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 39).
Sel Volta dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel Volta primer, sel sekunder, dan sel bahan bakar.
Sel Volta primer adalah sel Volta yang tidak dapat diperbaharui (sekali pakai). Reaksi redoks dalam sel ini bersifat irreversible (tidak kembali lagi). Contohnya sel kering (batrei biasa), batrei alkalin, batrei merkuri oksida, dan batrei ion litium.
Sel Volta sekunder adalah sel Volta yang dapat diperbarui (dapat diisi ulang). Reaksi redoks di dalam sel Volta ini bersifat reversible (dapat kembali) sehingga dapat kembali kekeadaan semula. Contohnya aki, batrei Ni-Cd,batrei Ni-logam hidrida.
Sel Volta bahan bakar (fuel cell) adalah sel Volta yang tidak diperbarui, tetapi juga tidak habis. Pada sel bahan bakar, elektrodenya berupa gas-gas yanng ditambahkan terus menerus selama sel itu bekerja (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 40).
Contoh sel Volta adalah:
  1. Sel Kering dan Batrei Alkaline
Sel kering tersusun atas silinder seng berisi pasta dari campuran batu (MnO2), salamik (NH4Cl), karbon, dan sedikit air. Seng berfungsi sebagai Anode, grafit yang merupakan elektrode inert sebagai katode. Besarnya potensial yang dihasilkan sel kering adalah 1,5 Volta.
Batrei kering jenis alkalin merupakan pengembangan dari batrei kering. Cara kerjanya hampir sama dengan  batrei kering, namun batreai alkalin menggunakan KOH sebagai pengganti NH4Cl dalam pasta. Batrei alkalin lebih tahan lama dibandingkan batrei kering.
  1. Aki Mobil
Sel aki tersusun atas keping-keping Pb sebagai anode dan keping PbO2 (timbal oksida) sebagai katode dengan tegangan sebesar 2 volt. Keping-keping tersebut disusun secara seri berpasangan biasanya 3 hingga 6 pasang. Sel aki berisikan asam sulfat ( H2SO) 30%. Elektron mengalir dari anode ke katode menghasilkan aliran listrik (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 41).

















BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1   Teknik Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan cara meneliti kandungan listrik di dalam mengkudu dan nanas dengan menggunakan voltmeter dan lampu LED (Light Emitting Diode).
3.2  Sampel   
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 4 buah mengkudu dan 4 potong nanas, yang digunakan untuk 10 tahap percobaan menggunakan voltmeter dan lampu LED.
3.3   Waktu dan Tempat
Waktu penelitian berlangsung selama beberapa minggu. Kegiatan pertama dimulai pada minggu pertama bulan April 2013 dan berakhir pada minggu kedua bulan Mei 2013. Waktu yang beberapa minggu itu digunakan untuk untuk berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian dilaksanakan di rumah peneliti maupun dikampus.
3.4  Alat dan Bahan
Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan adalah :
1.      mengkudu dan nanas segar
2.      lampu LED (Light Emitting Diode)
3.      Tembaga
4.      Seng
5.      Jepitan buaya lengkap dengan kabel penghubung
6.      Voltmeter

3.5  Prosedur Penelitian
Untuk penelitian ini dilakukan dalam beberapa prosedur di antaranya :
a.    Untuk memulai penelitian, disiapkan semua alat dan bahan penelitian.
b.    Satu lempeng tembaga dan seng ditusukan pada setiap mengkudu dan nanas dengan tidak saling berdekatan atau bersinggungan.
c.    Setiap lempeng tembaga dan seng dijepit dengan penjepit buaya dan dirangkai secara seri disesuaikan dengan jumlah mengkudu dan nanas yang akan diteliti.
d.   Untuk penelitian dengan mengguanakan voltmeter, kedua ujung rangkain dihubungkan dengan voltmeter yang disesuaikan dengan kutub positif dan kutub negatif. Dan untuk penelitian dengan menggunakan lampu LED, kedua ujung rangakian dihubungkan dengan lampu LED.
e.    Setiap rangkaian yang telah disusun diamati dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan.
3.6  Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi melalui hasil penelitian sebanyak 10 kali penelitian pada mengkudu dan nanas yang berbeda dengan menggunakan voltmeter dan beberapa lampu LED. Adapun analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif.









BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka menghasilkan data sebagai berikut:
Buah yang dipakai
Jumlah yang di pakai
Besar tegangan yang dihasilkan
Reaksi LED
Mengkudu
1 buah
0,095 volt
Tidak menyala
2 buah
0,2 volt
Tidak menyala
3 buah
1,4 volt
Menyala (redup)
4 buah
1,8 volt
Menyala
Nanas
1 potong
0,9 volt
Tidak menyala
2 potong
1,4 volt
Menyala (redup)
3 potong
1,7 volt
Menyala
4 potong
1,92 volt
Menyala (mampu 2 LED)
Mengkudu & nanas
2 mengkudu & 2 nanas
1,95 volt
Menyala (mampu 2 LED)
3 mengkudu & 3 nanas
2,2 volt
Menyala (mampu 2 LED)
Penjelasan :
  1. Untuk menyalakan sebuah lampu LED dengan mengkudu dibutuhkan 3 buah mengkudu yang di rangkai secara seri dengan tembaga dan seng sebagai katoda.
  2. Untuk menyalakan sebuah lampu LED dengan nanas dibutuhkan 2 potong nanas yang di rangkai secara seri dengan tembaga dan seng sebagai katoda.
  3. Untuk menyalakan dua buah lampu LED dengan mengkudu dan nanas dibutuhkan 2 buah  mengkudu dan 2 potong nanas yang di rangkai secara seri dengan tembaga dan seng sebagai katoda.

Pembahasan
Mengkudu dan nanas ternyata dapat menghasilkan arus listrik. Hal itu telah dibuktikan dengan eksperimen. Seperti yang tertera pada tabel dan gambar yang telah ditampilkan. Telah teruji bahwa satu buah mengkudu dapat mengasilkan  arus listrik  0,095 volt. Dan satu potong  nanas dapat menghasilkan  0,9 volt arus listrik. Bila dirangkai seri dengan menggunakan dua  buah mengkudu dan 2 potong nanas, empat buah lempengan tembaga, empat buah lempengan seng, maka dapat menghidupkan satu buah lampu LED juga mampu 2 LED dengan keadaan redup. Dan menghasilkan arus listrik 1,95 volt. Dan voltase dari mengkudu dan nanas tersebut dapat diuji dengan menggunakan voltmeter.
Yang harus diingat adalah elektroda. Tanpa elektroda mengkudu dan nanas tidak dapat menghidupkan lampu, walaupun mengkudu dan nanas telah diketahui dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik dapat dihantarkan melalui seng (katoda) dan tembaga (anoda). Mengkudu dan nanas ini dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu, bahkan apabila kita dapat merangkai seri mengkudu dan nanas tersebut dengan menggunakan mengkudu dan nanas yang banyak pula, maka mengkudu dan nanas tersebut juga dapat menghidupkan sebuah kalkulator. Tetapi, pada karya tulis ilmiah ini, peneliti hanya melakukan pengujian tersebut pada lampu LED. Meskipun mengkudu dan nanas ini dapat dimanfaatkan layaknya baterai biasa, tetapi mengkudu dan nanas memiliki kelemahan dibandingkan baterai biasa. mengkudu dan nanas hanya bertahan paling lama satu hari, bila mengkudu dan nanas dibiarkan beberapa hari, maka mengkudu dan nanas akan membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. Dan apabila mengkudu dan nanas telah dijadikan sebagai baterai, mengkudu dan nanas tidak dapat lagi dikonsumsi. Karena mengkudu dan nanas telah bereaksi  terhadap elektroda (seng dan tembaga) dan kandungan mengkudu dan nanas tersebut telah menjadi racun. Selain itu, untuk merangkai seri mengkudu dan nanas diperlukan mengkudu dan nanas yang banyak, serta biaya yang besar pula. Tetapi, dengan adanya penelitian terhadap mengkudu dan nanas ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa mengkudu dan nanas tanaman darat yang dapat menghasilkan arus listrik. Dan dapat diolah menjadi baterai. Dan baterai yang dihasilkan dapat dimanfaatkan layakna baterai biasa. Dan sangat bermanfaat digunakan bila suatu saat nanti baterai sudah menjadi barang yang langka.
Kandungan asam yang dimiliki oleh mengkudu dan nanas dapat digunakan sebagai larutan elektrolit. Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan listrik. Zat elektrolit dapat menghantarkan listrik erat kaitannya dengan ion-ion yang dihasilkan oleh larutan elektrolit tersebut (baik positif maupun negatif). Suatu zat dapat menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut.
Ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.
     Dari hasil penelitian  telah  terbukti bahwa mengkudu dan nanas dapat menghasilkan listrik.  Hal ini teramati dari bergeraknya jarum voltmeter dan menyalanya lampu LED (Light Emitting Diode) ketika dihubungkan dengan ujung rangkaian yang disusun secara seri. Adanya listrik pada mengkudu dan nanas karena kentang tersebut mengandung zat-zat yang merupakan komponen penghasil listrik. Dari uraian tersebut telah dijelaskan bahwa mengkudu dan nanas mengandung asam dan air. Asam (HCl) merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari dua atau lebih atom yang membawa ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Pada mengkudu dan nanas, terdapat suatu asam yang merupakan asam kuat atau HCl.  
Adanya listrik dalam mengkudu dan nanas karena adanya reaksi asam dengan air yang menjadi sebuah larutan asam. Larutan asam merupakan  suatu larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. oleh sebab itu, kentang dapat menghasilkan listrik.
Selain adanya asam dan air, faktor lain yang menyebabkan mengkudu dan nanas menghasilkan listrik ialah karena adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion atau yang disebut dengan disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ion (kation dan anion) ketika dilarutkan ke dalam air, sebab ion-ion di dalam air akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas ialah ion yang hanya terdapat dalam larutan dan lelehan.
Kandungan asam pada mengkudu dan nanas merupakan suatu larutan, dimana asam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut, sehingga ion-ionnya dapat  bergerak dengan bebas. Gerakan ion-ion dalam mengkudu dan nanas tersebut yang dapat menghasilkan listrik.
Untuk mengetahui cara mengkudu dan nanas agar dapat menghasilkan listrik, penulis menggunakan teori sel Volta yang ditemukan oleh seorang ilmuwan bernama Alexander Volta dan Luigi Galfani, dimana mengkudu dan nanas merupakan elektrolit sedangkan tembaga (Cu) dan seng (Zn)  merupakan sel elektrode. Tembaga dan seng merupakan Suatu elektrolit tidak dapat menghasilkan listrik jika tidak dihubungkan dengan suatu elektrode. Tembaga merupakan katode (kutub positif) sedangkan seng merupakan anode (kutub negatif). Reaksi antara elektrolit dan elektrode tersebut yang dapat mengahsilkan listrik. Mengkudu dan nanas merupakan suatu elektrolit. Untuk menghasilkan listrik, mengkudu dan nanas harus dihubungkan dengan elektrode berupa tembaga (Cu) dan seng (Zn) dan dirangkai secara seri.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Hipotesis yang diturunkan dari rumusan masalah adalah mengkudu dan nanas dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.
  2. Hipotesis tersebut diuji berdasarkan data hasil penelitian. Untuk mengumpulkan data digunakan tabel pengumpulan data.
  3. Hiposis telah teruji dengan data, teori yang telah tersedia.
  4. Hipotesis benar. Dan mengkudu dan nanas memang benar dapat menghasilkan arus listrik dan dapat diolah menjadi baterai.
5.2 Saran
Pada akhir laporan penelitian ini disampaikan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengkudu dan nanas agar bisa mengolah mengkudu dan nanas sedemikian rupa dan pengujian bahwa mengkudu dan nanas dapat menghasilkan arus listrik agar dapat dipublikasikan di tengah-tengah masyarakat dengan menampilkan pemanfaatannya.. Dan untuk pembaca agar penelitian ini bermanfaat dan  berguna dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kepada teman-teman sebaya agar juga bisa untuk memanfaatkan mengkudu dan nanas ini, dan dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberi tahu pengetahuan ini kepada teman-teman yang lain. Agar mengkudu dan nanas ini dapat dimanfaatkan. Dan disarankan juga agar dilakukan penelitian untuk mencari manfaat lain dari mengkudu dan nanas. Sebab masih banyak manfaat dari mengkudu dan nanas selain untuk bahan pangan dan penghasil listrik.